Minggu, 08 Desember 2019

Aspek Geografi dan penjelasannya | Geografi

1. Oikumene dan Pemukiman
Dilihat secara keseluruhan, geografi itu menelaah oikumene, yaitu bagian dari bumi yang dihuni manusia. Asal kata oikumene adalah oikos yang berarti banyak, misalnya rumah (tempat tinggal), penghuni rumah (keluarga) sampai rumah tangga (kebutuhan hidup penghuninya). Tak heram akhirnya muncul sebutan oikunomia yang menjadi ekonomi, yakni pengetahuan yang bertugas menelaah hal ihwal rumah tangga Negara.


Di dalam geografi sosial, manusia menjadi objek studi, misalnya manusia sebagai penghuni bumi, maka manusia selalu dihubungkan dengan tempat dimana ia bertempat tinggal. Sehubungan itu para ahli geografi meneliti mengapa manusia itu bertempat tinggal di daerah tersebut, misalnya di dataran rendah, di dataran tinggi, dekat pantai, dekat hutan, dekat area pertanian, dan lain-lain.
Geografi dalam membahas pemukiman manusia, objeknya di wilayah perkotaan dan pedesaan. Disini, desa diartikan sebagai wilayah tempat tinggal penduduk hidup dari proses produksi agraris. Adapun kota merupakan konsentrasi penduduk non-agraris yang memiliki daya pakai ruang lebih intensif. Perbedaan fisik antara kota dan desa masih amat jelas nampak di Negara-negara berkembang, tetapi di Negara maju pebedaan tersebut tidak nampak.

2. Pesebaran Penduduk
Permukaan bumi nyatanya tidak didiami oleh penduduk secara merata. Adapun tugas ahli geografi yang khusus adalah memetakan persebaran itu dengan jelas. Hasil suatu sensus pada tahun tertentu disuatu wilayah dapat dipetakan, sehingga seluk-beluk kepadatan wilayah itu dapat dilihat oleh pembaca peta. Dari situ dapat dianalisis mengapa bagian wilayah yang satu lebih padat atau kurang padat dibandingkan dengan yang lain. Ahli geografi ingin mengetahui faktor-faktor manakah yang kiranya mempengaruhi persebaran yang tidak mereka tersebut.
Wilayah lembah-lembah sungai biasanya berpenduduk lebih padat daripada disekitarnya sehingga air merupakan faktor utama. Sementara penduduk kota lebih padat dari pedesaan, demikian pula desa-desa di sepanjang jalan provinsi. Untuk lebih sempurna para ahli geografi menganalisis dengan menggunakan foto udara sebagai alatnya.

3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dinyatakan dalam angka satuan jiwa untuk tiap luas wilayah (kepadatan aritmatik). Di samping itu dapat dinyatakan juga dalam satuan jiwa setiap unit luas tanah perhatian (kepadatan fisiologis); dapat pula dengan satuan jiwa yang hidup dari pertanian untuk tiap unit tanah garapan (kepadatan agraris). Jelas bahwa geografi ingin menunjukan secara khusus relasi antara tanah dengan manusia yang memanfaatkannya. Geografi mempelajari sejauh mana tanah sebagai sumber daya alam dieksploitasi agar dapat didiami manusia secara tetap. Sehubungan itu muncul permaslahan seperti gejala kelebihan penduduk, atau kekurangan penduduk.

4. Perubahan Penduduk
Perbedaan kepadatan penduduk dapat diakibatkan oleh perbedaan dalam hal pertumbuhan penduduk. Diskusi tentang ledakan penduduk di suatu wilayah secara menyeluruh acapkali meremehkan perbedaan antara kelahiran dan kematian menurut bagian wilayah yang bersangkutan. Diskusi demografis tentang pertambahan alami, seringkali meremehkan penelitian secara detail tentang efek-efek dari migrasi antar wilayah.
Geografi kependudukan banyak membantu pada penelaahan demografis suatu wilayah atau Negara. Geografi kependudukan membicarakan masalah penduduk yang bertalian dengan seluk beluk perilaku penduduk.

5. Migrasi Penduduk
Kelebihan penduduk (over population) mendorong terjadinya migrasi keluar. Tekanan penduduk itu memaksa penduduk mencari jalan keluar untuk mempertahankan kelangsungan taraf hidupnya. Kalau tidak dapat pindah tempat tinggal, maka terjadi usaha intensifikasi pertanian, ini pun tak dapat bertahan lama jika kemampuan tanah terbatas.
Migrasi adalah gerakan penduduk dari wilayah yang satu menuju wilayah lain untuk menempatinya secara permanen. Di Indonesia termasuk contoh yang menarik. Bentuk lain dari migrasi yakni berpindah terus mengikuti permusiman (demi tetap terjaminnya sumber daya) untuk akhirnya kembali ke tempat semula. Migrasi ini biasanya dapat ditemui di daerah gurun. Di Indonesia terjadi perpindahan musiman kaum buruh, dari pedesaan ke kota-kota. Jika pekerjaan pertanian sepi mereka mencari pekerjaan di kota. Jenis yang paling baru adalah panglaju harian, mereka terdiri atas penduduk yang bekerja setiap hari di kota dan tidur pulang ke dasa.

Related Posts

Aspek Geografi dan penjelasannya | Geografi
4/ 5
Oleh